Sabtu, 02 Januari 2010

story "Glaressia fairy"

ciptaan oleh : Kamilah Gunawan
Disebuah negeri Peri. Hiduplah seorang peri kecil yang mau menginjak remaja. Namanya Glaressia. Glaressia adalah peri yang usil, keras kepala, dan agak ceroboh. Tetapi walau dia begitu tetapi dia setia kawan dan tentunya dia adalah seorang peri yang cantik jelita walaupun dia tak pernah menganggap dia itu cantik. Glaressia itu peri yang lincah dan agak tomboy.
Pada suatu hari lima hari sebelum Glaressia akan menjadi remaja umur yang ke 15 tahun. Glaressia sedang bermain menari dan sedikit usil dengan binatang yang menyerupai kelinci dan bahkan sama tetapi di negeri peri dia di sebut Clulucu, walau bedanya mereka memiliki sepasang sayap. “ Glaressia! Kamu nggak boleh usillin para Clulucu! Nanti mereka akan stress nantinya!” tegur Minda teman baik Glaressia “ah nona Minda aku hanya main-main kok!” kata Glaressia dan melanjutkan untuk mengusili para Clulucu “huh! Glaressia kamu itu kok dibilangin kok kayak gitu? Kasian Si! Kamu kan lima hari lagi akan menjadi remaja jadi nggak usah kayak gitu dech!” kata Minda melarang “ah biarin! Apa enaknya jadi remaja sepertimu? Kerjanya pun tambah berat! Disuruh ini lah itu lah! Kalau sedang ini nggak bole ini lah nggak boleh itulah! Udah nggak bisa main-main ini main itu! Cape dech! Jadinya!” kata Glaressia membantah “huh terserah kamu aja dech!” kata Minda kesal dan pergi meninggalkan Glaressia dengan terbang menjauh!. “huh Minda! Gara-gara jadi remaja tuh pikirannya ketuaan!” kata Glaressia pergi pulang ke rumahnya.
Suatu hari ketika sehari sebelum Glaressia menjadi remaja, Minda sedang duduk santai di kelopak bunga di dunia manusia. “wah indah sekali taman ini! Penuh bunga dan hewan-hewan kecil yang hampir sama seperti di duniaku! Ada seorang bayi yang imut ditimang ibunya! Sepasang kekasih yang sedang bermesraan wah seperti banyak sekali kebahagiaan disini!” kata Minda. Sesaat dia berbicara lagi didalam hatinya setelah mengingat ingat peristiwa tiga hari yang lalu “huh kenapa yach Glaressia itu nggak terlalu suka menjadi remaja? Padahal peri kecil sepertinya itu ingin sekali cepat-cepat remaja! Padahal apa buruknya? Di suruh ini itu kan itu berarti kita diberi kepercayaan! Nggak boleh begini saat sedang begini itu berarti kita mulai belajar untuk kedepan! Lagi pula enak jadi remaja sepasang sayap yang dulunya kaku dan tak bisa digunakan dapat digunakan sekarang! Bisa terbang tinggi masuk keluar masuk antar dunia! Pokoknya senang! Huh bodonya dia!” kata Minda. Disaat Minda sedang melamun memikirkan hal itu tiba-tiba ada yang mengagetkannya dari belakang
"DOORRR!!!!!!” kata suara itu, seketika Minda kaget dan menghadap ke belakang
“hah! Gla Gla Glaressia? Ka ka kamu kok ada di sini?” kata Minda terkejut saat melihat ada Glaressia
“hahahahaha kaget yach? Hahahaha oh yach aku berani kan ke dunia ini! Hahahahaha aku hebat kan?” kata Glaressia
“Glaressia! Kamu nggak boleh ke sini! Karena peri yang dibawa umur 15 tahun itu nggak boleh pergi kedunia lain! Dan kamu itu baru 14 tahun Glaressia! Kamu boleh kesini besok atau lusa! Lagian nanti kamu ditangkap soalnya bau khas peri umu dibawa 15 tahun itu sungguh khas dan dapat di ketahui oleh manusia yang selalu mengincar peri!” kata Minda menjelaskan “aku kan bisa lari!” bantah Glaressia
“huh kamu dibilangin! Sayapmu belum bisa ke pake Glar! Lalu kenapa kamu bisa kesini hah?” kata Minda lagi
“ya aku menyelinaplah! Hahaha aku hebatkan?” kata Glaressia bangga
“pulaaaaaaaaaaanngggg Gla besok hari ultamu dan besok kamu akan jadi remaja Gla” kata Minda melarang
“ah biarin aku nggak mau! Kamu saja yang pulang!” kata Glaressia
“huh memang aku mau pulang kok! Kalau kamu nggak mau ikut yaudah nggak apa-apa tapi kamu harus janji! Kamu akan pulang secepatnya dan harus berhati-hati!” saran Minda
“siap bos!” kata Glaressia.
Setelah Minda pulang. Glaressia tampak bersemangat untuk melihat-lihat dunia manusia. Kesana kemari dia melangkah dan juga dia selalu menyelip-nyelip di kantung atau di tas orang lain. Hari sudah hampir sore, saat Glaressia sedang tergesah-gesah lari untuk melihat burung yang terbang tiba-tiba dia jatuh kesebuah lubang yang menurut para peri lubang dimana ada beberapa sekelompok peri tinggal disitu, disitu juga adala tempat rahasia untuk pergi ke dunia peri yang lain. Glaressia amat takut, tetapi dia berjalan dengan was-was sedikit dia berbalik arah untuk melihat apakah ada peri jahat yang mengikutinya. Saat diperjalan yang sangat menyeramkan itu Glaressia sempat bertemu dengan seorang bapak peri yang tinggal di jalan penghubung itu, Glaressia sempat bertanya kepada bapak peri itu tentang jalan ini
“hai tuan! Apakah kau bisa menolongku?” kata Glaressia
“ya! Tetapi apa yang aku bisa bantu?” kata bapak itu
“apakah kau tempat ini atau jalan ini dapat membawaku ke suatu tempat?” katan Glaressia
“ya nona! Jalan ini akan membawamu ke sebuah negeri peri yaitu negeri peri Thinksing missing tetapi anda akan memerlukan waktu yang cukup lama! Oh ya siapa namamu nona?” kata bapak peri itu lagi
“oh terimah kasih tuan! Nama saya Glaressia! Saya dari negeri Fairy fantasy” kata Glaressia
“oh nona dari sana yach! Oh nama saya tuan Blum-blum! Oh ya nona waktu di tempat ini dan di negeri Thinksing Missing berbeda dengan negerimu nona! Jika di negerimu telah sejam dinegeri ini sudah satu hari! Kata bapak itu yang bernama Blum-blum
“oh terimah kasih tuan Blum-blum! Apakah aku dapat mencapai sehari untuk kesana?” kata Glaressia lagi
“ya nona tetapi anda membutuhkan waktu lima jam!” kata bpk Blum-blum
“oh ya? Pasti aku akan sampai disana pada malam hari!” kata Glaressia
“tentu nona! Tetapi lebih baik anda akan aku temani sampai kesana saja” kata tuan Blum-blum
“ya terimah kasih tuan Blum-blum” kata Glaressia
Dan keduanya melanjutkan perjalanan

Ketika sudah lama berjalan ternyata tuan Blum-blum mendapat halangan untuk menemani Glaressia ke negeri peri itu dan akhirnya tuan Blum-blum minta maaf dan segera kembali ke rumahnya. Akhirnya Glaressia melanjutkan perjalanannya itu.
Saat berjalan lagi selama sejam Glaressia bertemu dengan seorang peri laki-laki yang sedang memainkan gitar. Saat Glaressia lewat dihadapanya anak lelaki yang sebaya dengannya menegurnya
“hai nona! Pasti kamu akan ke negeri Thinksing Missing bukan?” kata lelaki
“ya benar! Kenapa?” kata Glaressia
“hati-hatilah nona!” kata lelaki itu
“ya tentu! Tetapi ada bahaya apa” kata Glaressia
“kau akan harus melewati danau yang dipenuhi dengan buaya” kata lelaki itu
“oh ya! Aku pasti berhati-hati” kata Glaressia lagi
“apa kau tak takut nona? Dan hey siapa namamu nona?” kata lelaki itu lagi
“tentu saja tidak sedangkan aku tidur di kandang singa aku takut mau hanya buaya! Oh ya namaku Glaressia” kata glaressia
“oh baiklah nona! Nama anda indah sekali kalau begitu pergilah” kata lelaki misterius itu
Segera Glaressia pergi melanjutkan perjalanannya lagi. Ia menelusuri banyaka tempat setiap tempat yang dia lewatkan semua peri yg menegurnya pasti mengatakan berhati-hati untuk melewati danau itu. Tiba saat Glaressia melewati danau itu. Rasa takutnya yang dulu tak pernah ada tiba-tiba muncul begitu saja “oh yaampun kok aku takut begini yach? Padahal aku nggak pernah takut! Huh pasti gara-gara banyak peri yang selalu mengatakan bahwa di danau ini banyak buaya pasti berbohong! Huh walau itu benar aku tak akan pernah akan takut tak pernah akan!” katanya yakin. Selangkah kakinya akan menyentuh air danau itu dan ternyata benar yang dikatakan peri-peri muncullah banyak ekor buayah yang naik ke permukaan dan akan coba untuk memakannya. Glaressia menagis ketakutan saat buaya itu makin dekat dengannya. Glaressia lalu memejamkan matanya saat buaya itu telah dekat dengannya hanya ukuran stenga meter “tamatlah riwayatku” katanya sambil memejampakan matanya. “srwings” tiba-tiba bunyi pedang terdenga, saat Glaressia membuka matanya dilihatnya didepannya seorang pemuda seusianya yang pernah bertemunya dihadapannya lalu pemuda itu pun mengatakan “sudahku bilang kan?” kata pemuda itu
“ya benar tapi aku ingin sekali kesana!” kata Glaressia
“baiklah nona sini kuantar kau smpai ke negeri yang cahaya lampunya telah kelihatan itu” kata pemuda itu
“baiklah trimah kasih! Atas tawarannya! Agar aku aman” kata Glaressia
Selama diperjalanan pemuda itu hanya diam sampai akhirnya Glaressia benci karena sangat sepi “eh kamu itu namanya siapa sich? Kamu saat kita bertemu kamu menanyakan namaku tetapi kau tak memberitahukan namamu!” kata Glaressia agak cenderung seperti orang yang agak masa bodoh
“apakah jikaku tanyakan siapa namamu akan ku beri tahu lagi namaku nona?”kata pemuda yang misterius
“eeemmmm ya nggak juga! Tapi….” Kata Glaressia
“oh ya itu dia kita telah masuk di negeri ini!” kata pemuda itu
“oh iya trima……….” Baru Glaressia akan mengatakan ucapan trima kasih ternyata pemuda itu telah pergi naik sebuah kendaraan yang peri khas negeri itu
“dasar lelaki yang aneh” kata Glaressia. Glaressia pun lari riang untuk jalan-jalan di negeri itu. Selama ia berjalan banyak sekali yang dia temukan di negeri itu apalagi Glaressia sering tertawa jika melihat burung suratnya yang sering bertabrakan “hahaha lucu sekali” katanya
Pada suatu hari saat sudah dua hari Glaressia di negeri Thinksing Missing. Ada sebuah festifal di negeri peri itu. Festifal musiklah itu. Music memang sebagai kebanggaan negeri itu apalagi pentas menyanyi atau vocal grup. Selama di festifal itu Glaressia ditemani seorang anak lugu semumuran dengannya dia bernama peri Ginger. Ginger itu lugu tetapi pintar, dia selalu menemani Glaressia dan mengajarkan tata bicara di negrinya ini. Glaressia dan Ginger berjalan-jalan sambil memakan manisan yang mereka beli. Ketika saat sedang asyik berjalan tiba-tiba ginger berhenti dan terdiam melihat sebuah kereta megah akan lewat didekat trotowar yang dekat mereka “Glaressia itu ……. Ayo kita kesana” ajak Ginger sambil menarik tangan Glaressia
“hah! Ooooh iya” kata Glaressia
“Glaressia kereta yang megah itu didalamnya ada pangera Lucky! Mereka berdua itu adalah putra dari ratu peri di negri ini” jelas Ginger sambil menunjuk kereta megah itu
“oh ya eeh lihat pangerannya membuka pintu kereta kuda yang depan dan melambaikan tangan ayo Glaressia kita lambaikan tangan juga!” kata Ginger lagi. Saat pangeran itu membuka Glaressia jadi bengong saat melihat wajah pangeran Lucky yang pernah ia lihat sebelumnya “pemuda misterius yang menolongku namanya Lucky dan ia seorang Pangeran?” kata Glaressia dalam hatinya
“ooh iya iya HEY kau pangeran! Kau kan yang menolongku itu” teriak Glaressia
Karena teriakan itu semua peri menatap wajahnya dengan aneh “astaga Glaressia!” kata Ginger
Pangeran itu melihat wajah Glaressia lalu tersenyum manis simple seperti saat ia memberi senyuman setelah membuat buaya yang menyeramkan itu mati. Ketika saat kereta pangeran lucky tepat berada di hadapannya lalu kereta itu berhenti dan pangeran Lucky turun dari kereta
“hai nona apa kau tak salah?” kata pangeran Lucky
“huh! Hei tuan maaf ku kira engkau yang menolongku” kata Glaressia
“jika aku yang menolongmu bagaimana?” kata pangeran Lucky
“ooh berarti aku punya hutang kepadamu untuk mengatakan makasih atas pertolongannya!” kata Glaressia
“anak sombong” kata pangeran Lucky
Pada suatu malam di negeri Fairy fantasy. “Oh anakku kok kamu belum pulang-pulang juga?” kata ibu dari Glaressia menangis
“sabar ya bu! Pak” kata Minda
“iya tapi dia ada dimana sekarang?” kata ayah Glaressia
“entah aku tak tau! Tetapi dia berjanji aku pulang bu”kata Minda lagi
“kamu ketemu dia dimana Minda?” kata ibu Glaressia
“ibu dan ayah Glaressia saat itu begini” kata Minda mengawali ceritnya. Ia bercerita apa adanya setelah ia bercerita ibu Glaressia jadi sedih dan menangis
“oh bagaimana ini pak? Besok pasti tidak akan mungkin mak nggak akan mungkin hiks hiks hiks” kata ibu Glaressia sambil menagis
“pasti anak itu kesepian atau dia mendapati sebuah lubang dan……..” kata ayah Glaressia
“kenapa?” kata Minda ingin tau
“dan dia akan ke negeri peri Thinksing Missing atau diperjalanan dia akan dimakan oleh buaya ganas” kata aya Glaressia hampir menangis
“nggak mungkin itu tuan nggak mungkin hiks hiks! Yasuda saya pulang dulu ya tuan!” kata Minda
“pergola nanti besok kita akan mencari Glaressia tentang kabarnya disana” teriak ayah Glaressia
Sementara itu di negeri Thinksing Missing. Glaressia dan Ginger diajak pangerang Lucky ke istannya yang megah. Ternyata kehadiran Glaressia dan Ginger sangat tidak diinginkan oleh ibu dan tunangan pangeran Lucky.
“huh buat apa Lucky harus membawa dua peri itu nyonya Willy?” kata calon tunangan pangeran Lucky
“saya juga tidak tau nona Miranda!” kata ibu pangeran Lucky
“aku tak suka mereka ada di sini!” kata calon tunangan pangeran Lucky yaitu Miranda
“aku juga tidak suka nona! Bagaimana kalau kita buat rencana?” kata ibu pangeran Lucky
“oke lah apa rencananya?” kata Miranda
“sini biarku bisikan” kata ibu pangeran Lucky
“rencana yang bagus calon mertuaku!” kata Miranda
“ya tentu hahahahahahaha” kata ibu pangeran Lucky
Glaressia melihat kamarnya di istana yang sangat megah dan sangat kagum sekali, gingerpun begitu. Tetapi saat setelah bermain dan berdansa dengan pangeran Lucky, Glaressia merasa rindu dengan keluarganya.
“aku ingat dengan orang tuaku Ginger! Aku ingin pulang ke negeriku!” kata Glaressia pada satu malam
“aku merasakannya Glaressia!” kata Ginger mengerti
“kita harus pergi dari sini Ginger! Nanti aku bawa engkau ke negriku!” kata Glaressia
“ya benar tetapi lebih baik besok malam saja! Karna nanti tidak enak jika kita itu seperti ini” kata Ginger member saran
“yach! Benar itu ayo kita tidur sudah malam” ajak Glaressia
“Ayok” kata Ginger. Lalu kedua peri itu tidur bersama-sama. Pagi harinya mereka bangun dan mandi lalu menggunakan gaun yang sangat indah. Glaressia sangat diperhatikan oleh pangeran Lucky sampai-sampai pangeran Lucky tak merasa bahwa dia memiliki seorang calon tunangannya nanti. Terlihat saat Glaressia dan Lucky berdansa Miranda menampakan wajah yang ceburu, tetapi seketika Miranda pergi dari tempat duduknya dan menjauh dari dansa itu dia juga memanggil ratu Willy. Ternyata Miranda dan Ratu Willy akan membuat rencana jahat mereka.
Pada malam harinya mereka beraksi. Agar tak ketahuan mereka menyuru seseorang untuk menculik Glaressia yang sedang tidur (saat itu Ginger tak tidur bersama Glaressia) dan membawa Glaressia ke seorang peri raksasa jahat yang mengurung Glaressia di sebuah botol besar, untuk pengurung peri.
Sinar matahari membuat mata Glaressia untuk terbuka. Glaressia jadi takut dan sedih ketika dia berada di dalam botol. Glaressia menangis terseduh-seduh dan mencoba untuk terbang agar dapat keluar dari botol itu, tapi tak bisa Karena sayapnya masi kaku dan tak bisa untuk terbang. Tiba-tiba ia terdiam saat melihat seorang peri raksasa memarahinya “hey kau jangan kau rebut heh nanti kujadikan engkau makan siangku! Jadi diamlah agar aku bisa memakanmu besok!” kata raksasa gendut itu. Medengar kata raksasa itu Glaressia hanya pasra.
Sedangkan saat di istana. “mana Glaressia? Ginger mana Glaressia?” kata pangeran Lucky
“aku tidk tau!”kata Ginger. Mencoba tidak mengetahui keberadaan Glaressia.
Pada malamnya tiba-tiba ada tamu tiga orang peri dua orang suami istri dan satu masi remaja
“saya adalah ayahnya Glaressia! Tolong apakah tuan tau dimana Glaressia?” kata aya Glaressia saat di ruang tamu
“ya aku tau dia! Dia anak yang baik walau kadang keras kepala. Tapi sayangnya dia menghilang semalam! Temannya pun tak tau keberadaannya”jelas pangeran Lucky
“lebih baik pangeran mereka bermalam saja disini” kata Ginger
“eh kamu itu jangan kayak tuan putrid disini ya Ginger!” kata Miranda membantah
“maaf saya hanya usu” kata Ginger dengan raut wajah yang memaksa
“baiklah” kata pangeran Lucky setuju untuk keluarga Glaressia menginap di istananya
Pada tengah malamnya saat semua orang tertidur lelap. Ginger menyelinap ke kamar pangeran Lucky lalu dia membangunkan pangeran Lucky yang semula tertidur. Dia mengajak pangeran Lucky untuk mengikutinya diam-diam, ginger junga mengajak Minda, dan orang tua Glaressia. Semua peri itu terbang mengikuti apa yang Ginger arahkan. Setelah terbang dengan cukup lama akhirnya mereka sampai ke sebuah rumah yang sangat besar terlihat ada raksasa yang tertidur pulas. Akhirnya mereka masuk kedalam ruma raksasa itu. Setelah melangka ke beberapa ruangan terlihatlah seorang peri di botol ternyata peri itu adalah Glaressia, pangeran Lucky terkejut dan langsung terbang ke botol itu dia lalu menyulap agar Glaressia keluar dari botol itu. Dengan hati-hati Glaressia keluar dan melarikan diri. Tetapi sebelum mereka lari pangeran Lucky membangunkan raksasa itu dan menyulap raksasa itu agar mau diperintahinya. Akhirnya raksasa mengikuti perjalanan mereka sampai ke istana. Tiba-tiba Ratu dan Putri kaget melihat raksasa itu datang dan mengambil keduanya dengan tangannya dan membawanya pergi.
Sehari sesudah kejadian itu Glaressia, minda, dan kedua orang tua Glaressia mohon pamit pulang. Sedangkan Ginger memilih tinggal di istana dan di angkat sebagai adik pangeran Lucky. Sebelum pamit Glaressia memberikan amplop undangan kepada pangeran Lucky dan Ginger untuk datang ke acara ulang tahunnya.
Setelah sampai di negeri Fairy fantasy. Semua para peri telah senang Glaressia diketemukan kembali. Dan pada saat ulang tahunnya dimana Glaressia diberika mahkota sebagai tanda dia telah remaja. Glaressia sangat senang apalagi senangnya bertambah saat ia melihat pangeran Lucky dan Ginger datang ke ultanya yang ke 15.
Suasana pesta Glaressia jadi meria ketika saat dansa dimulai Glaressia berdansa dengan pangeran Lucky, dia ingat saat pertama kali berdansa dengan pangeran lucky.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar